Jumat, 02 Maret 2012

Kesenian Wayang Golek

Kesenian Wayang Golek








Wayang golek adalah pertunjukan wayang yang paling populer di Jawa Barat. Pertunjukan wayang golek adalah pertunjukan menggunakan boneka yang terbuat dari kayu. Boneka itu bentuknya menyerupai sosok manusia.

Ada 4 macam tokoh dalam wayang golek, yaitu tokoh Rahwana, dengan boneka memakai mahkota. Tokoh lain adalah Arjuna, yang menggambarkan pejuang sejati yang tampan dan gagah berani. Tokoh lainnya adalah Garuda Mungkur, yaitu muka garuda dengan lidahnya yang keluar. Selain itu juga ada tokoh Bineka Sari, yaitu pohon cemara yang disusun ke atas.

Pada pertunjukan wayang golek, biasanya terdiri dari dalang yang memainkan boneka/golek berdasarkan cerita, golek atau boneka yang berjumlah ratusan, serta nayaga, yaitu grup atau orang yang memainkan gamelan.

Pertunjukan wayang golek biasa dilakukan pada saat-saat tertentu, misalnya pada waktu acara pernikahan, khitanan, ataupun perayaan kemerdekaan. Waktu pertunjukannya bisa beberapa jam saja atau semalam suntuk.





Sumber:
- Buku Salam Sahabat Nusantara: Jawa Barat yang Memesona, Penerbit: Doenia Aksara
- Muflihah, Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Sekolah Dasar, Penerbit: Puspa Swara, Jakarta, 2007.

(ogi/Carapedia)




Pencarian Terbaru (100)
Contoh wayang golek. Cara membuat wayang golek. Kesenian dan adat nusantara. Pengertian seni wayang. Pengertian wayang golek. Definisi wayang golek. Contoh proposal kesenian daerah.
Argumentasi budaya jawa. Argumentasi wayang golek. Artikel kesenian gamelan. Artikel wayang golek. Proposal kesenian. Kesenian jawa barat wayang golek. Proposal wayang golek.
Pengertian wayang. Artikel kesenian jawa barat. Seni wayang. Argumentasi kesenian. Contoh wayang. Penjelasan mengenai kesenian daerah blog. Pengertian kesenian wayang.
Makalah kesenian. Artikel kesenian. Contoh kesenian dan adat nusantara. Wayang barat. Argumen budaya jawa wayang. Conto carita wayang. Artikel kesenian wayang.
Wayang golek kesenian jawa barat. Cara pembuatan wayang golek. Yang menabuh gamelan pada pegelaran wayang golek. Tokoh wayang golek arjuna. Kesenian jawa barat. Contoh seni wayang. Artikel tentang wayang golek.
Pengertian kesenian jawa. Proses pembuatan wayang golek. Contoh carita wayang golek. Artikel kesenian jawa. Makalah wayang golek. Macam macam wayang golek. Makalah kesenian jawa.
Tokoh wayang golek. Kasenian wayang. Macam macam seni pertunjukan daerah. Cara membuat wayang golek jawa barat. Kesenian wayang golek. Wayang golek. Proposa wayang golek.
Macam macam kesenian jawa barat. Contoh argumentasi budaya jawa. Teks argumentasi dengan topik budaya jawa. Teks argumentasi kesenian jawa. Kesenian wayang golek jawa barat. Pentas seni wayang golek. Wayang golek arjuna jawa barat.
Manajemen pagelaran wayang golek. Kliping kesenian. Kesenian wayang jawa barat. Seni wayang golek. Kesenian wayang. Pengertian golek. Wayang dari daerah.
Seni yang ada jawa. Contoh proposal pertunjukan seni. Rangkuman kesenian. Macam macam kesenian jawabarat. Pengertian macam macam wayang. Proposal budaya jawa barat wayang golek. Proposal kegiatan pagelaran wayang golek.
Contoh proposal pentas musik jawa. Cara cara membuat wayang golek. Kesenianwayanggolek. Artikel seni jawa barat. Pertunjukan tradisional jawa barat beserta penjelasannya. Contoh kesenian dari adat nusantara. Cara buat wayang golek.
Contoh proposal kesenian. Penjelasan golek. Argumentasi adat jawa. Macam macam pertunjukan seni dan pengertiannya. Makalah seni tradisional wayang golek. Makalah wayang golek kesenian tradisional bandung. Argumen kesenian jawa.
Langkah pembuatan wayang golek. Argumentasi kebudayaan tari. Argumen budaya budaya jawa. Jawa argumentasi. Pengertian dan keterangan tentang wayang. Rangkuman wayang. Kasenian jawabarat.
Makalah kesenian wayang jawa barat. Argumentasi budaya jawa angklung. Argumen kebudayaan jawa. Argumentasi tentang wayang. Orang yg menabuh gamelan dalam pertunjukan. Macam macam kasenian wayang. Ringkasan tentang wayang golek.
Budaya jawa wayang golek. Argumen budaya jawa gamelan.

WAYANG KULIT JAWA (PURWA)

WAYANG KULIT JAWA (PURWA)

 


1. SEJARAH
  • Wayang Kulit Jawa dikatakan berasal dari Wayang Kulit Purwa Jawa, Pulau Jawa, Indonesia. Patung-patungnya membawa watak dari cerita Mahabratha dan cerita- cerita Panji. 
  • Wayang kulit ini diperkenalkan ke negeri Kelantan pada 1834 oleh seorang tok dalang Melayu selepas mempelajari teknik-teknik Tok Dalang di Pulau Jawa. 
  • Watak wayang kulit ini ialah Sang Kula, Raden Galoh Cendera Kirana, Arjuna, Sang Dewa dan Raden Inu Kartapati
  • Wayang Purwo pula terdapat di bahagian Selatan Pantai Barat Semenanjung     terutamanya di Johor yang mengetengahkan episod dari kitab Mahabrata dan cerita Panji 
  • Pada asasnya kesemua bentuk atau jenis wayang kulit yang terdapat di Semenanjung Malaysia mempunyai pengaruh-pengaruh samada dari Jawa atau Patani (Selatan Thai)
  • Dalam perkembangannya semua pengaruh ini telah mengalami perubahan dan  penyesuaian mengikut penerimaan dan konteks masyarakat tempatan
  • Perkara ini berlaku adalah kerana wayang kulit pada dasarnya merupakan satu alat perhubungan masyarakat di samping satu rupa pengutaraan kesenian

2. PENGENALAN

Wayang ini terdapat di bahagian Selatan Pantai Barat, terutamanya Johor  dan dimainkan oleh penduduk keturunan Jawa.

3. ISI CERITA

Cerita wayang ini berdasarkan cerita Pendawa Jawa yang disadur dari epik Mahabharata India. Ceritanya tidak memperlihatkan pengaruh cerita panji.

4. PATUNG-PATUNG
 
Patung-patung ini menyerupai patung wayang kulit Kelantan. 

Perbezaan yang nyata adalah dari segi bentuk mata patung:
 
  - Mata Jaitan untuk watak pahlawan
  - Mata pepelangan untuk watak jahat
  - Mata prebes untuk watak pertapa
 
5. ALAT MUZIK 
Alat Muzik wayang purwa berbeza dengan wayang lain kerana terdiri daripada:

Gong besar (gong Agong)      
Gong suwukan   
Gambang
Kempul
Kenong
Gender
Slentem
Demung
Saron
Peking (saron penerus)
Ketok / kompang
Rebab  
Gendang
 


 
Antara jenis-jenis lagu yang dimainkan pula ialah seperti Lagu Bertabuh, Perang, Seri Rama, Kabar Manja, Buluh Seruas, Pandan Wangi dan banyak lagi. Wayang purwa diiringi oleh satu kumpulan gamelan.

6. BAHASA

Wayang Purwa disampaikan dalam dalam bahasa Jawa dan diselit dengan dengan bahasa Melayu tempatan.
 

UPACARA PERNIKAHAN ADAT LAMPUNG

UPACARA PERNIKAHAN ADAT LAMPUNG




Adat istiadat masyarakat Lampung dibedakan kedalam dua golongan adat yaitu Pepaduan& Peminggir. Adat istiadat Pepaduan dipakai oleh orang lampung yang tinggal di kawasan Abung, Way kanan / Sangkai, Tulang bawang & Pubian bagian pedalaman. Masyarakat Lampung Pepaduan mengenal adanya hokum adat yang dilandaskan pada bagian adat Lampung siwo migo yang berisi beragam peraturan dan larangan yang harus ditaati oleh pemimpin & masyarakatnya.

Orang pepaduan juga mengenal tingkatan sastra social dalam masyarakatnya. Hal ini bias dilihat dari berbagai atribut, misalnya golongan bangsawanmembawa keris sebagai tanda mereka menyandang gelar kehormatan yang tidak dimiliki oleh kalangan masyarakat biasa. Perbedaan antara kalangan bangsawan & rakyat biasa juga dapat dilihat dalam penyelenggaraan upacara perkawinan yang disebut begawei atau cacak Pepaduan.

Masyarakat Pepaduan juga melarang perkawinan diantara orang2 yang dianggap tidak sederajat sebab hal ini dapat dianggap sebagai aib jika tetap dilaksanakan. Orang yang berbeda di lapisan atas akan turun derajatnya mengikuti pasangannya yang memiliki status lebih rendah.

Tetapi untuk masa sekarang ini, pelapisan social seperti tadi lebih di pengaruhi oleh factor senioritas, umur, pendidikan, segi materi atau ketaatan seseorang pada agamanya.

            Dalam tata cara masyarakat Lampung Pepaduan, pernikahan bias di lakukan dalam dua cara yaitu cara pernikahan biasa (yang berlaku secara umum) atau pernikahan semanda yaitu pihak laki2 tidak membayar uang jujur tetapi suami & anak2nya kelak akan menjadi anggota keluarga garis istri. Dengan demikian ketika ayah si istri meninggal, sang menantu dapat menggantikan kedudukan mertuanya sebagai kepala keluarga. Hal ini bias terjadi disebabkan karena sang istri adalah anak tunggal dalam keluarganya atau alas an lainnya. Secara prinsip, masyarakat Lampung mengikuti garis keturunan patrilinier.

            Untuk lebih mengenal kebudayaan masyarakat lampung pepaduan, terutama mengenai tata cara adat perkawinannya, berikut akan dijelaskan rangkaian prosesi adat pernikahannya yang memiliki keunikan tersendiri dibanding daerah lain.



Nindai / Nyubuk

Ini merupakan proses dimana pihak keluarga calon pengantin pria akan meneliti atau menilai apakah calon istri anaknya. Yang dinilai adalah dari segi fisik & perilaku sang gadis. Pada Zaman dulu saat upacara begawei(cacak pepaduan) akan dilakuakn acara cangget pilangan yaitu sang gadis diwajibkan mengenakan pakaian adat & keluarga calon pengantin pria akan melakuakn nyubuk / nindai yang diadakan dib alai adat.



Be Ulih – ulihan (bertanya)

            Apabila proses nindai telah selesai dan keluarga calon pengantin pria berkenan terhadap sang gadis maka calon pengantin pria akan mengajukan pertanyaan apakah gadis tersebut sudah ada yang punya atau belum, termasuk bagaimana dengan bebet, bobot, bibitnya. Jika dirasakan sudah cocok maka keduanya akan melakukan proses pendekatan lebih lanjut.





Bekado

            Yaitu proses dimana keluarga calon pengantin pria pada hari yang telah disepakati mendatangi kediaman calon pengantin wanita sambil membawa berbagai jenis makanan & minuman untuk mengutarakan isi hati & keinginan pihak keluarga.

         

Nunang (melamar)

            Pada hari yang disepakati kedua belah pihak, calon pengantin pria datang melamar dengan membawa berbagai barang bawaan secara adat berupa makanan, aneka macam kue, dodol, alat untuk merokok, peralatan nyireh ugay cambia (sirih pinang). Jumlah dalam satu macam barang bawaan akan disesuaikan dengan status calon pengantin pria berdasarkan tingkatan marga(bernilai 24), tiyuh (bernilai 12), dan suku (berniali 6). Dalam kunjungan ini akan disampaikan maksud keluarga untuk meminang anak gadis tersebut.



Nyirok (ngikat)

            Acara ini biasa juga dilakukan bersaman waktunya dengan acara lamaran. Biasanya calon pengantin pria akan memberikan tanda pengikat atau hadiah istimewa kepada gadis yang ditujunya berupa barang perhiasan, kain jung sarat atau barang lainnya. Hal ini sebagai symbol ikatan batin yang nantinya akan terjalin diantara dua insan tersebut.

            Acara nyirok ini dilakukan dengan cara orang tua calon pengantin pria mengikat pinggang sang gadis dengan benang lutan (benang yang terbuat dari kapas warna putih, merah, hitam atau tridatu) sepanjang satu meter. Hal ini dimaksudkan agar perjodohan kedua insane ini dijauhkan dari segala penghalang.



Menjeu ( Berunding)

            Utusan keluarga pengantin pria datang kerumah orang tua calon pengantin wanita untuk berunding mencapai kesepakatan bersama mengenai hal yang berhubungan denagn besarnya uang jujur, mas kawin, adat yang nantinya akan digunakan, sekaligus menentukan tempat acara akad nikah dilangsungkan. Menurut adat tradisi Lampung, akad nikah biasa dilaksanakan di kediaman pengantin pria.



Sesimburan (dimandikan)

            Acara ini dilakukan di kali atau sumur dengan arak-arakan dimana calon pengantin wanita akan di payungi dengan paying gober & diiringi dengan tabuh-tabuhan dan talo lunik. Calon pengantin wanita bersama gadis2 lainnya termasuk para ibu mandi bersam sambil saling menyimbur air yang disebut sesimburan sebagai tanda permainan terakhirnya sekaligus menolak bala karena besok dia akan melaksanakan akad nikah.



Betanges (mandi uap)

            Yaitu merebus rempah2 wangi yang disebut pepun sampai mendidih lalu diletakkan dibawah kursi yang diduduki calon pengantin wanita. Dia akan dilingkari atau ditutupi dengan tikar pandan selama 15-25 menit lalu atasnya ditutup dengan tampah atau kain. Dengan demikian uap dari aroma tersebut akan menyebar keseluruh tubuh sang gadis agar pada saat menjadi pengantin akan berbau harum dan tidak mengeluarkan banyak keringat.



Berparas (cukuran)

            Setela bertanges selesai selanjutnya dilakukan acra berparas yaitu menghilangkan bulu-bulu halus & membentuk alis agar sang gadis terlihat cantik menarik. Hal ini juga akan mempermudah sang juru rias untuk membentuk cintok pada dahi dan pelipis calon pengantin wanita. Pada malam harinya dilakukan acara pasang pacar (inai) pada kuku-kuku agar penampilan calon pengantin semakin menarik pada keesokan harinya.



Upacara Akad Nikah

            Walau menurut adat, akad nikah dilakukan di kediaman pengantin pria tetapi sesuai perkembangan Zaman dan kesepakatan keluarga, akad nikah banyak dilakukan di rumah pengantin wanita. Rombongan pengantin pria dan pengantin wanita akan diwakili oleh utusan yang disebut Pembareb. Kedua rombongan ini akan disekat atau di halangi oleh appeng (selembar kain sebagai rintangan yang harus di lalui).

            Jika sudah terjadi Tanya jawab antar pembareb,, pembareb pihak pria akan memotong appeng dengan alat terapang dan kemudian masuk kedalam rumah dengan membawa barang seserahan berupa dodol, urai cambai (sirih pinang), juadah balak (lapis legit), aneka kue dan Uang adat. Lalu akad nikah pun dilakukan dan kedua pengantin menyembah sujud pada orang tua.



Upacara Ngurukken majeu / ngekuruk

            Hal yang tak kalah menarik dalam rangkaian upacara adat perkawinan masyarakat lampung Pepaduan adalah upacara adat ngurukken majeu yaitu saat pengantin wanita secara resmi akan dibawa ke rumah pengantin laki-laki dengan naik rato yaitu kereta beroda empat atau ditandu. Pengantin laki-laki berada di belakang dibagian depan sambil memegang tombak.

            Sampai di rumah pengantin pria, mereka akan disambut dengan tabuh-tabuhan dan seorang ibu akan menaburkan beras kunyit dan uang logam. Di depan rumah juga tersedia pasu yaitu wadah dari tanah liat berisi air dantujuh jenis kembang sebagai lambing agar dalam rumah tangga keduanya dapat berdingin hati.

            Selanjutnya kedua kaki penagntin wanita akan di celupkan dalam wadah tersebut lalu kedua mempelai didudukan dengan kaki suami menindih kaki istrinya sebagai lambang agar istri berlaku patuh pada suaminya. Lalu ibu pengantin laki-laki menyuapi keduanya dengan nasi campur dan member minum lalu kedua mempelai saling memeakan sirih.

            Setelah itu dilakukan upacara pemberian gelar denga menekan telunjuk tangan secara bergantian. Sesudahnya kedua pengantin akan menaburkan kacang goring dan aneka permen kepada gadis2 lajang agar mereka  segera mendapatkan jodoh. Mereka juga akan saling berebut lauk-pauk, terutama dengan anak-anak kecil. Maknanya agar keduanya segera memiliki keturunan.